Kolonialisme Dan Imperialisme Belanda di Indonesia

 A. Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang memiliki arti menguasai. Kolonialisme memiliki arti upaya sebuah negara untuk mengembangkan kekuasaannya di luar wilayah kekuasaan negara tersebut. Kolonialisme memiliki tujuan mencapai dominasi kekuatan dalam bidang ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan politik.

Wilayah koloni biasanya merupakan wilayah-wilayah yang memiliki kekayaan bahan mentah yang dibutuhkan oleh negara yang melakukan kolonialisme. Dalam kolonialisme, ada kepercayaan bahwa bangsa yang melakukan kolonialisasi jauh lebih superior dari bangsa yang dikoloni.

VOC melakukan kolinialisme di indonesia dalam bentuk monopoli perdagangan.

Sementara imperialisme berasal dari kata “imperium” dalam bahasa Latin, yang berarti kekuasaan tertinggi, kedaulatan, atau sekadar kekuasaan. Imperialisme merupakan kebijakan atau ideologi untuk memperluas kekuasaan atas negara lain dan penduduk asli negara tersebut, dengan tujuan memperluas akses politik dan ekonomi, kekuasaan dan kontrol, dan seringkali dilakukan dengan menggunakan kekuatan militer.

Perbedaan kolonialisme dan imperialisme terletak pada tujuannya. Kolonialisme berfokus pada penguasaan suatu wilayah dengan sumber daya alam tertentu untuk dibawa ke negeri asal penjajah. Sementara imperialisme berfokus dalam penguasaan politik dan pemerintahan negara yang lain untuk memiliki pengaruh terhadap negara tersebut.

B. Awal Mula Kolonialisme Belanda di Indonesia

Belanda datang ke Indonesia dengan melakukan ekspedisi untuk mencari rempah-rempah yang dilakukan oleh Cornelius De Houtman dan berlabuh di pantai bagian barat Sumatera kemudian butuh sekitar 18 hari hingga akhirnya sampai di Banten  pada 1596. 

Cornelis de Houtman, lahhir di Gouda, Belanda pada tanggal 2 April 1565 dan tewas di Aceh pada tanggal 11 September 1599

Namun disana mereka tidak disenangi karena lebih dahulu bangsa Portugis telah berkuasa sehingga mereka pergi ke bagian utara pulau Jawa. Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh penduduk setempat dan kembali ke Belanda pada 1597 dengan rempah-rempah.

walaupun tidak bisa dikatakan banyak dan ekspedisi ini memakan banyak korban dan juga biaya namun ini merupakan tonggak awal Belanda untuk mencari rempah-rempah.

sejak saat itulah Belanda mulai datang ke Indonesia secara bertahap kemudian hari. Belanda di sambut baik di Banda, hingga Sultan Ternate saat itu yang membuat hubungan dagang dengan bangsa Belanda, namun Belanda tidak diterima di wilayah seperti Aceh dan juga Madura.

 C. Awal Mula Didirikannya VOC

Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia pada awalnya sangat menguntungkan bangsa ini karena mereka membeli rempah-rempah lebih mahal dan semakin lama kedudukan Belanda semakin kuat di Indonesia.

Johan Van Oldenbarnevelt, pendiri VOC. Pada tanggal 13 Mei 1619, ia di hukum  penggal di Binnenhof, Den Haag.

Namun banyak penduduk Belanda yang datang secara besar-besar membuat persaingan tersendiri diantara kaum Belanda itu sendiri , sehingga Johan Van Oldenbarneveldt membentuk Kongsi dagang dan terbentuk pada 20 Maret 1602 dan diberi nama Vereniging Oost Indische Compagnie atau yang kita kenal dengan VOC.

Tujuan dari didirikannya VOC yaitu sebagai berikut :

  • Menghindari persaingan internal antara orang Belanda yang datang ke Indonesia
  • Agar dapat bersaing dengan Kongsi dagang lain seperti Inggris
  • Mencari sumber daya dan juga dana untuk menghadapi peperangan dengan negara Spanyol

Pieter Both diangkat menjadi gubernur jendral VOC pertama (1610-1614). berbagai kebijakan dilakukan demi kepentingan pribadi dan mempermulus perdagangan ia menggunakan kekuatan bersenjata.

Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama VOC

Hal yang dilakukan seperti politik devide at impera dengan tujuan mempermudah melakukan perluasan wilayah setelah wilayah tersebut terpecah-pecah dan lemah. Hal ini juga termasuk Kelicikan Belanda dalam mengusir Portugis dari tanah Maluku.

D. Praktek Monopoli Perdagangan VOC di Indonesia

Semula, VOC menjalankan kegiatannya dengan berpusat di Ambon, Maluku, sejak sejak 1610. Namun, barisan kompeni Belanda ini kemudian memindahkan "ibu kota" ke Jayakarta saat Jan Pieterszoon Coen menjabat Gubernur Jenderal VOC. VOC berhasil menduduki Jayakarta pada 1619. Setelah itu, Coen mengubah nama pusat pemerintahan baru VOC ini menjadi Batavia. 

Jan Pieterszoon Coen, menguasai Jayakarta pada tahun 1916 dan merubah namanya menjadi Batavia (sekarang, Jakarta)

Nantinya, setelah Indonesia merdeka pada 1945, Jayakarta atau Batavia dijadikan sebagai ibu kota dengan nama Jakarta. Seiring berjalannya waktu, VOC yang menikmati masa kejayaan di Nusantara pada abad ke-17 ini menemui berbagai masalah internal serta eksternal yang cukup parah. Dampaknya, VOC pun dibubarkan.

Dalam menjalankan seluruh kegiatannya di Nusantara dan wilayah koloni lainnya, VOC membutuhkan biaya yang amat besar. Pada akhir abad ke-18, ongkos yang dikeluarkan ternyata lebih besar daripada pendapatan. Salah satu pos pengeluaran terbesar adalah dana perang. 

Perang Jawa (perang Diponegoro) 1825-1830 merupakan perang terbesar yang di alami VOC, sehingga harus menarik semua pasukannya yang ada diluar pulau Jawa.

VOC mengeluarkan ongkos besar untuk membiayai berbagai peperangan di banyak wilayah di Nusantara, terutama dengan kerajaan-kerajaan atau pihak-pihak yang menentang ambisi mereka. Demi menekan pengeluaran, VOC akhirnya menerapkan sejumlah pengetatan, termasuk penarikan sebagian tentara yang semula ditugaskan di luar Jawa. VOC kemudian hanya fokus di sebagian Jawa dan Maluku. VOC mengalami kemunduran yang ternyata berimbas terhadap kegiatan dagangnya. Beberapa sumber pendapatan pun mulai mengering karena tidak dikelola dengan baik, ditambah utang yang semakin besar.

E. Kemunduran VOC

Pada 1778, Reinjer de Klerk, Gubernur Jenderal VOC saat itu, menyerahkan angkatan laut VOC kepada pemerintah Kerajaan Belanda. Selain itu, pelepasan beberapa wilayah monopoli juga dilakukan sebagai upaya untuk menjaga agar VOC bisa tetap hidup. Namun, utang VOC semakin menumpuk saja. Kondisi ini diperburuk dengan praktek korupsi dan penyelundupan barang yang dilakukan oleh para pegawai VOC dari berbagai jenjang.

Minimnya pengawasan, membuat pejabat VOC selalu melakukan korupsi yang berdampak pada kemunduran VOC itu sendiri.
  John Sydenham Furnivall dalam Netherlands India (1944), mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama penyebab bubarnya VOC adalah korupsi. Furnivall bahkan menyebut VOC dengan istilah “Vergaan Onder Corruptie” yang artinya binasa oleh korupsi. Tahun 1795, hak-hak istimewa VOC dicabut oleh pemerintah Kerajaan Belanda karena kompeni tidak mampu membayar utang. Bahkan akhirnya VOC dinyatakan bubar berdasarkan Pasal 247 Staatsregeling tahun 1798.

 F. Pembubaran VOC

Faktor Penyebab VOC Bubar Setidaknya ada dua unsur besar yang menjadi penyebab bubarnya VOC, yakni faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor Eksternal

Pemimpin Kerajaan Belanda, Willem V, digulingkan oleh Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte pada 1795. Dampaknya, Belanda dan seluruh wilayah koloninya harus takluk kepada Perancis. Perubahan politik dan pemerintahan ini berdampak cukup besar terhadap VOC. 

Perang Koalisi 1 (1792-1797) antara Perancis (Napoleon Bonaparte) melawan 7 negara yaitu, Prusia, Britania, Spanyol, Portugal, Italia, Belanda, dan Turki Ustmani.

Pemerintah Perancis semakin mempersulit ruang gerak VOC karena aksi-aksinya dianggap bertentangan dengan semangat kebebasan dan kesetaraan yang sedang digaungkan.

Faktor Internal

  • Korupsi yang mencapai tingkat parah dan akut, dari pegawai rendah sampai ke pejabat tinggi. Tingkah-laku para pegawai atau pejabat VOC yang justru saling menjatuhkan.
  • Maraknya praktek penyelundupan atau perdagangan ilegal yang tersebar dan semakin meluas.
  •  Beban utang untuk biaya perang di berbagai wilayah yang semakin besar.
  • Anggaran untuk mengoperasikan kegiatan, termasuk membayar pegawai, sangat tinggi.
  • Pendapatan yang semakin menipis, terlebih setelah hak istimewa dicabut.
  • Persaingan sengit dengan CDI atau Compagnie des Indes (Perancis) dan EIC atau East India Companny (Inggris).

G. Daftar Gubernur Jenderal VOC

1. Pieter Both (1610-1614)

2. Gerard Reynst (1614-1615)

3. Laurens Reael (1615-1619)

4. Jan Pieterszoon Coen (1619-1623 dan 1627-1629)

5. Pieter de Carpentier (1623-1627)

6. Jacques Specx (1629-1632)

7. Hendrik Brouwer (1632-1636)

8. Antonio van Diemen (1636-1645)

9. Cornelis van der Lijn (1646-1650)

10. Carel Reyniersz (1651-1653)

11. Joa Maetsuycker (1653-1678)

12. Rijcklof van Goens (1678-1681)

13. Cornelis Speelman (1681-1684)

14. Johannes Camphuys (1684-1691)

15. Williem van Outhoorn (1691-1704)

16. Joan van Hoorn (1704-1709)

17. Abraham Van Riebeeck (1709-1713)

18. Christoffel van Swol (1713-1718)

19. Hendrick Zwaardecroon (1718-1725)

20. Mattheus de Haan (1725-1729)

21. Diedrick Durven (1729-1732)

22. Dirk van Cloon (1732-1735)

23. Abraham Patras (1735-1737)

24. Adriaan Valckenier (1737-1741)

25. Johannes Tendens (1741-1743)

26. Gustaaf Willem baron van Imhoff (1743-1750)

27. Jacob Mossel (1750-1761)

28. Petrus Albert van der Parra (1761-1775)

29. Jeremias van Riemsdijk (1775-1777)

30. Reinier de Klerk (1777-1780)

31. Willem Arnold Alting (1780-1797)

32. Pieter Gerardus van Overstraten (1797-1799)

 H. Akhir Kolonialisme Belanda dan Awal Imperialisme Perancis di Indonesia

Di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte, Perancis berhasil menguasai Belanda. Ia kemudian membentuk pemerintahan boneka.

Perancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte menguasai Belanda dari tahun 1795-1813.

Pada tahun 1796, De Heeren XVII yang mengatur operasi VOC di Indonesia dibubarkan.

De Heeren XVII digantikan dengan komite baru. Tak lama, pada 1 Januari 1800, VOC dibubarkan.

Operasional VOC di Nusantara diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.

Napoleon Bonaparte mengangkat adiknya, Louis Napoleon sebagai penguasa di Belanda pada tahun 1806.

Kemudian pada 1808, Louis mengirim Marsekal Herman Willem Daendels ke Batavia.

Setelah membaca materi di atas silahkan untuk mengisi lembar kerja dan absen di bawah ini.

Terima Kasih


Comments

Popular posts from this blog

Latihan Soal Kelas 8 Bagian 1

Pra PAS IPS Kelas 8 Bagian 2

Latihan Soal Kelas 9 Bagian 1