Awal Mula Penjajahan Bangsa Portugis di Indonesia
A. Latar Belakang Penjelajahan Bangsa Portugis
Pada 1453 M, Konstantinopel yang dulu menjadi pasar rempah – rempah bagi orang – orang Eropa, dikuasai oleh orang – orang Turki Utsmani. Rempah – rempah ini sangat penting bagi orang – orang Eropa sebagai penghangat tubuh disaat musim dingin. Berabad – abad orang arab memperdagangkan rempah – rempah sebagai komoditi dagangan mereka tanpa menceritakan dari mana asal rempah – rempah ini kepada orang – orang Eropa. Dikuasainya Konstantinopel secara tidak langsung menuntut orang – orang eropa mencari jalan sendiri untuk mendapatkan rempah – rempah. Pada saat itu masih ada mitos bahwa bumi itu bagaikan sebuah meja yang memiliki ujung dimana mitos tersebut masih sangat dipercayai oleh para nelayan yang seakan menghambat mereka mengeksplore bumi melalui pelayaran.
Konstantinopel (Istanbul) merupakan pintu gerbang perdagangan yang sangat strategis pada masanya. |
Perlu di catat bahwa pada masa – masa awal pelayaran oleh
bangsa Eropa, mereka tidak secanggih orang – orang arab dalam mengarungi
lautan. Orang arab lebih berpengalaman dalam hal navigasi pelayaran mereka
yaitu dengan melakukan perdagangan Arab, India, Nusantara dan Cina.
Portugis memiliki rival tetangga negaranya yaitu bangsa Spanyol yang bebatasan langsung dengan Portugis. Keduanya menginginkan melakukan penjelajahan samudera untuk menemukan rempah – rempah. Keduanya sama – sama tunduk pada vatikan sebagai induk yang menaungi agama mereka. Oleh karena itu vatikan membagi dua jalur perdagangan melalui perjanjian Thordesillas pada 7 Juni 1494 di Tordesillas. Isi dari perjanjian ini yaitu membagi dua wilayah dunia di luar Eropa yang dimulai dari kepulauan Tanjung Verde.
Perjanjian Tordesilas antara Portugis dan Spanyol berkaitan dengan penjelajahan samudra |
Untuk wilayah timur nantinya akan dikuasai Portugis dan
sebelah barat dikuasai oleh Spanyol. Perjanjian ini disahkan oleh kedua negara
pada waktu yang berbeda yakni Spanyol mengesahkan pada 2 Juli dan Portugis pada
5 September 1494. Perjanjian ini merupakan langkah awal penjelajahan Eropa
untuk mengelilingi dunia dan menemukan wilayah – wilayah baru. Pada waktu itu
Spanyol dan Portugis merupakan kerajaan yang kuat dengan armada laut, teknologi
navigasi hingga perlengkapan kapal yang maju apabila dibandingkan dengan negara
Eropa lainnya. Keadaan ini menimbulkan persaingan terutama dalam hal perluasan
wilayah dan perdagangan.
B. Tujuan Portugis Datang ke Indonesia
Tujuan pelayaran Portugis ke Indonesia dikenal dengan 3G
yaitu Gold, Glory, dan Gospel.
- Gold (Emas), Tujaun pertama yaitu mendapatkan keuntungan yang besar atau dilambangkan dengan emas. Keuntungan tersebut diambil dari perdagangan rempah – rempah, dengan mengambil rempah – rempah dengan harga yang murah di Maluku kemudian menjual dengan harga yang tinggi di Eropa.
- Glory (Kejayaan), Kejayaan disini diartikan sebagai perluasan wilayah yang dilakukan oleh para pelaut Eropa. Kejayaan juga dapat diartikan sebagai pencarian daerah jajahan di wilayah Asia Tenggara yang kaya akan rempah – rempah
- Gospel (Penyebaran agama), Portugis merupakan negara dengan agama Nasrani yang kuat, maka dari itu misi pelayaran Portugis ke daerah – daerah singgahan juga disertai misi penyebaran agama. Hal ini terlihat di daerah Maluku yang pada saat itu dipengaruhi agama Nasrani.
C. Pelayaran Bartholomeus Diaz
Setelah dikelurkannya perjanjian Thordesillas, pelaut portugis dibawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan sendiri untuk mencapai dunia timur yang mereka anggap sebagai asal dari rempah – rempah. Namun pelayaran Bartholomeus Diaz cuma sampai di ujung Afrika Selatan tepatnya di Tanjung Harapan pada 1496 M. Hal ini disebabkan karena ombak yang terlalu besar dan kapal – kapal yang dibawa Bartholomeus Diaz tidak mampu melewatinya. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung Harapan atau Cape og Good Hope.
Bhartolomeus Diaz |
Pada awalnya Diaz menamakan Tanjung Harapan sebagai Tanjung
Badai atau Cabo das Tormentas, namun Raja John II dari Portugal mengganti
dengan Tanjung Harapan atau Cabo da Boa Esperanca karena dari pelayaran ini
mewakili pembukaan rute menuju ke timur.
D. Pelayaran Vasco da Gama
Keberhasilan Bartolomeus Dias mencapai Tanjung Harapan membuat pencapaian baru pada pelayaran Portugis. Pelayaran ini kemudian dilanjutkan oleh Vasco da Gama yang ditugaskan oleh Raja Manuel I untuk menyebarkan agama Kristenserta serta mendapatkan akses ke benua timur meneruskan pendahulunya yaitu Bartolomeus Diaz. Raja Manuel I mengira bahwa India merupakan Kerajaan Kristen dari Prester John.
Vasco da Gamma |
Dengan berbekal arahan dari pendahulunya Bartholomeus Diaz dan tugas yang diberikan Raja Manuel I, Vasco da Gama memulai pelayarannya hingga sampai ke India dan memungkinkan melakukan kegiatan perdagangan tanpa melalui jalur sutera yang dianggap mahal dan tidak aman. Pertaruhan di lakukan Vasco da Gama bermodalkan 170 kelasi dan 4 kapal, namun saat kembali ke Portugis pada 1499 menyisakan 54 kelasi dan 2 kapal saja. Namun, pelayaran yang dilakukan Vasco da Gama menghasilkan era dominasi negara – negara Eropa di Asia. Hal ini membuka jalan bagi negara Eropa untuk memperluas wilayahnya di daerah Asia dengan kolonialisme. Bahkan selama 450 tahun, Portugis menjajah India dengan mengeruk kekayaan serta kekuasaan bagi Portugis.
Peta pelayaran vasco da Gamma berhasil mencapai India dan kembali ke Lisabon (Portugal) |
Rombongan Vasco da Gama tiba di India pada 20 Mei 1498,
dimana pada saat itu terjadi perundingan dengan penguasa setempat (Zamorin)
yang kemudian menghasilkan Wyat Enourato dalam perlawanan dengan pedagang Arab.
E. Pelayaran Alfonso d Albuquerque
Dari persinggahan orang – orang Portugis di India, mereka
mendengar bahwa India bukanlah tempat penghasil rempah – rempah. Mereka
mengetahui dari pedagang yang ada di India bahwa terdapat pusat perdagangan
rempah – rempah di daerah yang bernama Malaka. Oleh karena itu, dipersiapkan
adanya ekspedisi lanjutan untuk menemukan Malaka. Armada lengkap di bawah
pimpinan Alfonso d’Albuquerque pun di persiapkan untuk menguasai Malaka. Pada
1511 M Portugis mampu menguasai Malaka. Dari pendudukan ini, mereka menyadari
bahwa Nusantara merupakan surga rempah – rempah, terlebih daerah Kepulauan
Maluku. Pada 1512 M Portugis sudah sampai di Maluku di bawah pimpinan Francisco
Serro dan menguasai Maluku.
Alfonso de Albuquerque, menyerang Malaka pada tahun 1511 setelah mengetahui bahwa sumber rempah-rempah adalah Malaka. |
Demak sebagai kerajaan yang berdiri di Jawa menyiapkan perlawanan kepada Portugis yang menduduki Malaka. Pasukan penyerangan terhadap Portugis dipimpin oleh Pati Unus yang bergabung dengan Pate Kadir beserta pasukannya. Dengan 100 perahu pada 1513, ribuan prajurit menyerang Malaka. Namun kekuatan Demak dan Kadir belum bisa menandingi Portugis dan mengalami kegagalan. Dari kegagalan penyerangan ini memperkokoh posisi Portugis di Nusantara. Kemudian Portugis memperluas monopolinya hingga ke bagian kepulauan – kepulauan Nusantara.
Raden Abdul Qadir Pati Unus, mendapat gelar Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya dalam menyerang Portugis di Malaka |
Pada 1513 bangsa Portugis tiba di Ambon yang merupakan penghasil cengkeh dan membangun benteng pertahanan serta membentuk peraturan dan menyebarkan agama Kristen di Ambon.Tanpa diketahui, Spanyol juga sampai di Maluku tepatnya di Tidore, sebelumnya di daerah Maluku terdapat dua kerajaan yaitu Ternate dan Tidore. Ternate berada pada pengaruh Portugis dan Tidore berada di bawah pengaruh Spanyol. Pada 1522, Portugis berhasil mengusir Spanyol dari Tidore dan kemudian memonopoli rempah – rempah di Ternate dan kemudian muncullah perlawanan – perlawanan terhadap Portugis.
F. Pengaruh Portugis di Indonesia
Portugis sebagai bangsa yang menjajah Indonesia mempunyai pengaruh tersendiri bagi bangsa Indonesia, diantaranya :
- Berkembangnya agama Kristen terutama di daerah Maluku
- Berkembangnya aliran musik kroncong
- Peninggalan berupa benteng – benteng Portugis
- Adanya nama – nama Indonesia yang menggunakan nama Portugis
- Peninggalan berupa meriam
Selama berada di Maluku, bangsa Portugis memperngaruhi kebudayaan mereka dengan adanya balada keroncong romantis yang berasal dari iringan gitar. Selain itu kosakata bahasa Indonesia juga mendapat pengaruh dari Portugis, seperti kata pesta, sabun, bendera, meja, Minggu dan lain – lain. Pengaruh bahasa Portugis ini seakan menjadi pelengkap bahasa Melayu sebagai lingua franca di Nusantara. Bahkan di daerah Ambon, banyak nama – nama yang berbau Portugis seperti da Costa, Mandoza, da Silva dan lain – lain.
G. Kebijakan Kerajaan Portugis di Indonesia
Portugis menjajah Indonesia dari tahun 1512 M hingga 1641 M. Beberapa kebijakan diterapkan di Indonesia terutama di daerah Maluku. Kebijakan tersebut diantaranya :
- Menanamkan kekuasaan di Maluku
- Menyebarkan agama Katolik
- Mengembangkan bahasa dan musik keroncong
- Memonopoli perdagangan
Kebijakan yang dilakukan Portugis ini sangat merugikan petani terutama adanya sistem monopoli perdagangan karena Portugislah yang mematok harga dari rempah – rempah tersebut. Petani juga tidak leluasa menjual rempah – rempahnya ke pihak lain selain Portugis. Dengan adanya sistem monopoli ini membuat Portugis mendapat keuntungan yang sangat besar. Berikut ini merupakan dampak dari adanya kebijakan – kebijakan yang diberlakukan oleh Portugis :
- Terganggunya sistem perdagangan
- Agama Katolik mulai menyebar di daerah yang diduduki Portugis
- Rakyat menjadi miskin dan menderita
- Munculnya rasa persatuan untuk melawan Portugis di Maluku
- Bahasa Portugis bercampur dan memperkaya perbendaharaan kata, serta mempengaruhi nama – nama keluarga di daerah Maluku
- Berkembangnya seni musik keroncong
H. Berbagai Perlawanan di Daerah Terhadap Penjajahan Portugis
Berikut ini adalah perlawanan – perlawanan di beberapa daerah terhadap pendudukan Portugis di Indonesia :
1. Perlawanan
Kesultanan Ternate
Perlawanan Ternate terjadi karena adanya tindakan bangsa Portugis yang sewenang – wenang serta merugikan rakyat. Perlawanan ini dipimpin oleh Sultan Hairun dari Ternate. Seluruh rakyat di Nusantara dari Irian hingga Jawa diserukan untuk melakukan perlawanan terhadap Portugis. Namun, Portugis mampu melakukan tipu muslihat dan akhirnya Sultan Hairun meninggal pada 1570 M.
Sultan Baabullah, berhasil mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1575 |
Pada perlawanan berikutnya oleh Sultan Baabullah, Portugis berhasil di usir dari Maluku pada 1575 M dan selanjutnya menyingkir ke daerah Timor Timur.
2. Perlawanan Kesultanan Demak
Dominasi Portugis di Malaka membuat perdagangan yang semula dilakukan oleh pedagang arab maupun orang – orang Islam di Nusantara menjadi terhambat. Oleh karena itu, Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam yang ada di Nusantara melakukan perlawanan dengan mengirim pasukan di bawah pimpinan Pati Unus untuk menyerang Malaka. Serangan Kerajaan Demak berlangsung selama dua tahun yaitu pada 1512 M dan 1513 M.
Fatahillah, berhasil mengusir Portugis dari Sunda kelapa (Jayakarta) sekarang Jakarta. |
Serangan ini tidak berhasil, hingga kemudian pada 1527 M serangan kepada Portugis yang telah menguasai Sunda Kelapa akhirnya dimenangkan oleh Demak dan mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kemudian dirubah menjadi Jayakarta.
3. Perlawanan Kesultanan Aceh
Ketika masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada 1607 M hingga 1639 M, Aceh merencanakan sebuah penyerangan kepada Portugis yang menduduki Malaka. Dengan 800 prajurit Aceh menyerang Portugis pada 1629 M namun mengalami kegagalan.
Sultan Iskandar Muda, melakukan perlawanan terhadap penjajahan Portugis di malaka. |
I. Peninggalan Bangsa Portugis di Indonesia
Peninggalan bangsa Portugis di Indonesia diantaranya :
1. Prasasti Padrao
Prasasti Padrao merupakan prasasti berupa tiang yang memuat gambar lambang Kerajaan Portugis sebagai lambang bahwa wilayah tersebut merupakanbagian dari wilayah Portugis pada masa penjelajahan setelah adanya perjanjian Tordesillas pada 1494 dan Zaragosa. Padrao berasal dari bahasa Portugis yang berarti batu. Di daerah Sunda Kelapa ditemukan Prasasti Padraoyang merupakan perjanjian dengan Kerajaan Sunda oleh kongsi dagang Portugis di bawah pimpinan Enrique Leme dan membawa barang – barang untuk Raja Samian atau Sanghyang Surawisesa. Prasasti ini ditemukan di daerah sudut Jalan Kali Besar Timur dan Jalan Cengkeh, Jakarta Barat pada 1918. Sekarang prasasti ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.
Prasasti Padrao |
2. Benteng Portugis
Portugis meninggalkan banyak sekali benteng – benteng terutama di wilayah timur Indonesia. Hal ini dikarenakan Portugis lebih memilih daerah timur karena kaya akan rempah – rempah.
Benteng Toluko di Maluku |
Selain sebagai tempat
pertahanan, benteng sekaligus dimanfaatkan sebagai tempat pengurusan
administratif dan tempat penyimpanan rempah – rempah.
- Benteng Portugeese di Jepara
- Benteng Tolluco di Maluku
- Benteng Kalamata di Ternate
- Benteng Tore di Tidore
- Benteng Belgica di Banda Neira, Maluku
- Benteng Barnavelt di Pulau bacan
Comments
Post a Comment