Kelompok Sosial

A. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial yaitu suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama. 

Pada kenyataannya manusia memiliki takdir hidup untuk saling berkelompok. Tidak ada manusia yang sanggup menjalani kehidupannya seorang diri tanpa bantuan orang lain. Dengan kata lain seseorang akan selalu membutuhkan keberadaan orang lain untuk bisa bertahan. Pertemanan atau persahabatan akan mudah kita temui sebagai perwujudan kebutuhan terhadap orang lain. Kehidupan berkelompok nantinya memberikan pengalaman-pengalaman yang berbeda yang secara tidak langsung sangat berguna untuk perjalananan kehidupannya nanti.

Adapun pengertian kelompok sosial menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

  1. Soerjono soekanto mendefinisikan kelompok sosial sebagai himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
  2. Hendro Puspito berpendapat, kelompok sosial sebagai suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
  3. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengartikan kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.


B. Ciri-ciri Kelompok Sosial

Berikut adalah ciri-ciri kelompok sosial secara umum, yakni :

1) Memiliki struktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.

2) Memiliki norma dan nilai yang diberlakukan untuk mengatur segenap anggotanya.

3) Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok manusia yang lain.

4) Adanya interaksi dan komunikasi antar anggota.

5) Ada kepentingan bersama.


C. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

Kelompok sosial dasar pembentukannya dapat dilihat sebagai berikut :

  1. Faktor Darah (Common Ancestry). Kelompok sosial dapat dibentuk atas dasar kesamaan darah atau keturunan. Misalnya , keturunan Melayu, keturunan Tionghoa dll.
  2. Faktor Geografis. Letak tempat juga menentukan terbentuknya kelompok sosial. Anggota masyarakat yang berkumpul di suatu tempat kemudian terjalin komunikasi yang intens maka secara perlahan akan membangun ikatan. Misal: individu yang tinggal di tepian pantai akan membentuk kelompok nelayan.
  3. Faktor Kepentingan (Common Interest). Terdapatnya kesamaan kepentingan di antara para anggota masyarakat sangat memungkinkan untuk membentuk kelompok sosial. Misal: kelompok intelektual, kelompok seniman, dan lain-lain.
    contoh bentuk kelompok sosial karena faktor kepentingan/tujuan

  4. Faktor Daerah Asal. Apabila seorang individu yang tinggal di suatu tempat kemudian bertemu dengan individu lain dalam jumlah cukup banyak sementara diketahui juga berasal dari daerah kelahiran yang sama maka sangat mungkin mendorong terbentuknya kelompok sosial di daerah tersebut.


D. Proses pembentukan Kelompok sosial

Pada dasarnya, pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi. Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut: 

  1. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
  2. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
    proses pembentukan kelompok sosial disekolah berdasarkan minat atau bakat siswa

  3. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
  4. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
  5. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
  6. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.


E. Bentuk-bentuk Kelompok Sosial

Adapun bentuk-bentuk kelompok sosial yang dapat kita temui sebagai berikut:

1. Kelompok Semu. 

Kelompok semu dapat diartikan sebagai kelompok yang bersifat sementara atau sesaat atau sering kemudian kita sebut sebagai khalayak umum. Mungkin kita juga bisa mengenalnya sebagai sebuah kerumunan (crowd).

Bentuk-bentuk kerumunan (crowd):

  •  Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur :

  1. Khalayak penonton atau pendengar formil (formal audience)
  2. Kelompok ekspresif yang telah sedang direncanakan (planned expressive group)
    kelompok ekspresif dapat di lihat dalam acara TV show

  • Kerumunan yang bersifat sementara (causal crowds)

  1. Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations)
  2. Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds)
  3. Kerumunan penonton (spectator crowds)
    kumpulan orang yang sedang panik karena peristiwa yang tidak biasa hanya bersifat sementara

  • Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds)

  1. Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs)
  2. Kerumunan yang bersifat immoril (immoralcrowds)
    kerumunan akan bertindak emosional dan immoril ketika terjadi kerusuhan 


2. Kelompok Nyata

Berbalik dengan kelompok semu, kelompok nyata memiliki ciri kehadiran yang selalu konstan. Kelompok nyata ini dapat dilihat bentuknya antara lain: kelompok statistik, kelompok sosieta, dan kelompok asosiasi.

  • Kelompok Statistical Group. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
  • Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan. Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
  • Kelompok sosial / social groups. Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
  • Kelompok asosiasi / associational group. Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).

            Ciri-ciri kelompok asosiasi :

    1. direncanakan
    2. terorganisir
    3. ada interaksi terus menerus
    4. ada kesadaran kelompok
    5. kehadirannya konstan

3. Gemeinschaft (Paguyuban). 

Paguyuban adalah kelompok sosial yang anggotanya memiliki ikatan batin yang kuat, intim, dan alamiah. Ferdinand Tonnies melihat tiga bentuk gemeinschaft:

  • Paguyuban berdasarkan ikatan darah (Gemeinschaft by blood)
  • Paguyuban berdasar ikatan pikiran (Gemeinschaft by mind)
  • Paguyuban berdasarkan ikatan tempat (Gemeinschaft by place)
    Paguyuban terbentuk berdasarkan  ikatan darah/keturunan, ikatan pikiran /ide, serta ikatan tempat asal/kelahiran

4. Geselleschaft (Patembayan). 

Patembayan merupakan ikatan lahir yang sementara, bersifat mekanis, formal, dan individual

karang taruna , merupakan contoh kelompok sosial patembayan

5. Kelompok Primer. 

Kelompok primer memiliki ikatan antar anggotanya begitu kuat dan bersifat informal. Misal: keluarga.

6. Kelompok Sekunder. 

Kelompok sekunder merupakan kelompok yang ikatan anggotanya bersifat formal berdasarkan pada asas kemanfaatan.

7. Membership Group. 

Membership group adalah kelompok sosial yang secara fisik setiap orang menjadi anggota dari kelompok tersebut.

8. Reference Group. 

Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk kemudian membentuk pribadi dan peri lakunya sesuai dengan kelompok acuan.

9. ln Group. 

ln Group merupakan kelompok sosial tempat di mana individu mengidentifikasi dirinya.

10. Out Group. 

Out Group merupakan kelompok yang berada diluar atau kita anggap lawan. Terkadang ditandai dengan sikap antipati.


F. Kesimpulan

Kelompok sosial mengandung pengertian suatu kumpulan dari individu-individu yang saling berinteraksi sehingga menumbuhkan perasaan bersama, serta biasanya memiliki suatu kesuakaan yang sama (hobbi, pekerjaan, aktivitas, fans dsb). Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Sehingga kelompok sosial bukan hanya merupakan kumpulan manusia, tetapi juga mempunyai suatu ikatan psikologis yang diwujudkan dalam bentuk interaksi sosial secara tetap dan teratur.

Setelah membaca materi di atas silahkan untuk mengisi lembar absen dan mengerjakan tugas yang sudah di siapkan.
Terima kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Latihan Soal Kelas 8 Bagian 1

Pra PAS IPS Kelas 8 Bagian 2

Latihan Soal Kelas 9 Bagian 1