Interaksi Sosial
Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Setiap manusia sebagai makhluk individu yang sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Selanjutnya setelah usia taman Kanak-kanak ia akan berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Manusia sebagai individu, telah berinteraksi dengan manusia lainnya sejak lahir |
Dari pengalaman tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati orang yang lebih tua, sebagai anggota masyarakat harus menaati aturan atau norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar dan salah.
Semua pengetahuan yang telah melekat pada diri anak tersebut dapat dikatakan sebagai “pengetahuan sosial” Dengan demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadar yang berbeda, sebenarnya telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil.
Manusia membutuhkan manusia lainnya mulai sejak lahir hingga meninggal |
Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok dan individu dengan kelompok.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari yang namanya interaksi sosial.
Interaksi sosial menyatakan hubungan sosial yang saling mempengaruhi antara
manusia satu dengan manusia lainnya.
Gotong royong membersihkan lingkungan, merupakan salah satu bentuk interaksi sosial |
Manusia
sebagai makhluk sosial sangat memerlukan interaksi sosial, yang mana
interaksi ini berlangsung selama seumur hidup di kalangan masyarakat.
Menurut
Gillin dan Gillin dikutip oleh Soerjono Soekanto, Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang dinamis berkaitan
dengan hubungan antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok dan
individu dengan kelompok.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Interaksi
social memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.
Jumlah pelaku lebih dari satu orang, akan interaksi membutuhkan aksi dan
reaksi. Seseorang memberi aksi atau tindakan, syarat terjadinya interaksi bila
tindakan tersebut di respon orang lain.
Di butuhkan minimal dua orang, agar interaksi sosial dapat terjadi |
2.
Interaksi social menggunakan komunikasi dengan simbol-simbol tertentu. Simbol
disini artinya Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, Simbol ini harus
dipahami oleh masing-masih pihak yang berinteraksi sehingga komunikasi berjalan
dengan lancar.
Bahasa yang di gunakan untuk berkomunikasi harus di pahami oleh masing-masing pihak yang berinteraksi |
3.
Interaksi sosial memuat dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa
depan. Artinya interaksi sosial di masyarakat, terdapat konteks waktu yang
menentukan batasan dari interaksi tersebut.
Ada batasan-batasan dalam berinteraksi, di tentukan oleh waktu dan tempat diman interaksi tersebut terjadi |
4.
Adanya tujuan yang ingin dicapai. Kedua belah pihak yang berinteraksi tentunya
memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tidak selalu diantara kedua pihak
memiliki tujuan yang sama, interaksi ini bisa mengarah pada kerja sama ataupun
mengarah pada pertentangan.
Salah satu tujuan interaksi sosial adalah memenuhi kebutuhan |
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Interaksi
sosial mempunyai dua bentuk yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif dan
disosiatif.
1.
Bentuk Interaksi sosial Asosiatif
Asosiatif
adalah bentuk interaksi sosial yang positif sehingga bisa menghasilkan
persatuan.
Adapun
beberapa jenis interaksi sosial asosiatif:
- Kooperasi , usaha yang dilakukan
orang banyak untuk mencapai tujuan bersama.
- Akomodasi , upaya yang
dilakukan untuk menyelesaikan suatu pertikaian atau konfllik oleh
pihak-pihak yang bertikai.
- Asimilasi , pencampuran dua
kebudayaan yang melebur menjadi suatu kebudayaan baru.
- Akulturasi , Penerimaan
segala unsur-unsur baru menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan
unsur lama.
2. Bentuk interaksi sosial Disosiatif
Disosiatif adalah bentuk
interaksi sosial yang negative sehingga bisa menimbulakan adanya perpecahan.
Adapun beberapa jenis
interaksi sosial Disosiatif:
§
Oposisi , upaya individu atau kelompok untuk menentang atau menyalahkan
lawan, pelakunya disebut oposan
§
Kompetisi , sebuah usaha yang dilakukan untuk bersaing memperebutkan
sesuatu.
§
Kontravensi , didalamnya meliputi penolakan, penyangkalan, penghasutan
ataupun pengkhianatan.
Syarat-syarat Interaksi Sosial
Interaksi
sosial tidak terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat ini yaitu kontak sosial
dan komunikasi.
1. Kontak sosial
Kontak sosial berasal dari Bahasa
latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Kontak artinya sama-sama menyentuh, tapi dalam interaksi sosial,
kontak tidak selalu terjadi interaksi atau hubungan fisik, karena orang bisa
berbicara melalui telepon, hp maupun surat.
Beberapa contoh kontak sosial di masyarakat |
2. Komunikasi
Komunikasi menjadi salah satu
syarat interaksi sosial karena dengan adanya komunikasi, pesan yang ingin kita
sampaikan jadi tersampaikan. Secara harfiah, komunikasi adalah kegiatan saling
menafsirkan perilaku (gerakan fisik, pembicaraan atau sikap) dan
perasaan-perasaan yang tersampaikan.
Terdapat lima unsur pokok dalam komunikasi |
§ Komunikator
Orang yang menyampaikan pesan.
§ Komunikan
Orang atau sekelompok orang yang menerima pesan.
§ Pesan
Pesan yang didapat berupa informasi, interuksi atau perasaan.
§ Media
Alat (saluran) untuk menyampaikan pesan.
§ Efek
Pengaruh ( tanggapan ) dari pesan yang disampaikan.